Baubau, Inilahsultra.com- Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau fokus mengatasi masalah stunting yang ada di daerah itu. Berdasarkan data yang diambil sejak 2021, terdapat 17.747 keluarga yang beresiko stunting.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Baubau Ali Arham menuturkan, 17.747 keluarga yang beresiko stunting ini berdasarkan hasil peninjauan dari tim, mulai dari kondisi rumah, kondisi sanitasi, kondisi kesehatan, kondisi gizi atau pun usia perkawinannya.
“Jadi ada peraturan terbaru bahwa semua OPD terlibat dalam penanganan stunting ini. Misalnya dia stunting karena kondisi rumahnya, maka dinas perumahan yang tangani atau kurang pangannya maka dinas ketahanan pangan yang tangani. Kalau kita (DPPKB), hanya sosialisasi dan penyuluhan,” tuturnya, Rabu 11 Mei 2022.
Kata dia, ada dua kelurahan dari total 43 kelurahan yang paling mendominasi keluarga beresiko stunting. Diantaranya, Kelurahan Katobengke Kecamatan Betoambari sebanyak 1.284 dan Kelurahan Bukit Wolio Indah (BWI) Kecamatan Wolio sebanyak 1.089 keluarga.
“Stunting ini merupakan kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya,” jelasnya.
Mantan Kadis Pariwisata Kota Baubau ini menambahkan, saat ini pihaknya telah bekerjasama dengan Kementerian Agama untuk memberikan penyuluhan tentang keluarga sehat kepada para pasangan yang ingin menikah.
“Kita target pada 2024, Baubau berada pada angka 14 persen. Memang berat, tapi kita harus upayakan dan sosialisasi terus kita galakkan,” tandasnya.
Reporter: Muhammad Yasir