Buranga, Inilahsultra.com– Kondisi jalanan di kabupaten Buton Utara (Butur), semakin memprihatinkan. Jalanan yang masuk status jalan provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) itu sejumlah titik berlumpur. Akibatnya, kendaraan baik roda dua maupun roda empat kesulitan untuk melewati jalur tersebut.
Bahkan, isu karena kerusakan jalanan tersebut baru-baru ini viral hingga dimuat beberapa media nasional. Dimana, aksi para emak-emak menarik sebuah bus damri yang terjebak di titik jalan yang berlumpur itu terekam video amatir.
Jalanan itu masih tanah berlumpur sehingga ada bus transportasi Damri len Butur- Kendari terjebak di jalan berlumpur tersebut. Bus itu tidak bisa jalan lantaran ban masuk lumpur. Apalagi, jalan berkumpur itu terletak di pendakian yang agak sedikit tinggi.
Melihat kondisi itu, sekumpulan emak-emak dengan kuat menarik bus yang mereka tumpangi agar bisa kembali menempuh perjalanan.
Tak hanya sekadar menarik mobil, seorang ibu yang ada di posisi paling depan menarik mobil bahkan menyindir pejabat setempat. Pada video itu, jalan berlumpur yang direkam berada di Ronta, Kabupaten Buton Utara, dengan Maligano, Kabupaten Muna.
Sejumlah emak-emak paruh baya tampak menarik bus besar yang mandek dengan tali panjang. “Bismillahirahmanirahim,” tutur para emak-emak saat menarik bus sambil terengah-engah. Di bagian ujung mobil terdengar suara laki-laki yang diduga kru bus memberikan aba-aba.
Sebelum menarik bus, seorang ibu di paling ujung menyatakan bahwa jalanan yang berlumpur adalah bukti sebuah kepemimpinan yang tak berhasil. “Ini adalah bukti sebuah kepemimpinan yang tak berhasil,” ujar salah seorang ibu.
Selepas jalanan rusak antara Maligano-Ronta, terannyar muncul kembali aksi warga yang melakukan protes terkait jalanan yang tak kunjung diperbaiki. Mereka menunjukan aksi protesnya dengan menanam pohon pisang di tengah jalan.
Melalui postingan pegiat media sosial asal Kabupaten Butur, Herkules di beranda akun Facebooknya menunjukan kondisi jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Butur dengan Kabupaten Buton, tepatnya di antara Desa Lanoipi- Kioko, Kecamatan Kioko Butur. Dalam foto dokumentasi yang dipublisnya, tampak terlihat sejumlah pohon pisang ditanam di jalan yang berlumpur tersebut.
“Inilah kondisi jalan poros yg menghubungkn Kabupaten b
Buton Utara-Kabupaten Buton. Tepatnya diantara Lanoipi – Kioko Kecamatan Bonegunu -Kambowa, saat ini rusak parah,” katanya.
Herkules yang dikenal di Butur sebagai aktivis pemerhati jalanan tersebut mempertanyakan keseriusan semua stakeholder untuk menyelesaikan kerusakan jalan provinsi yang ada di Butur.
“Sampai kapankah Pemerintah Provinsi Sultra/Gubernur Pal Ali Mazi , anggota DPRD Provinsi Perwakilan Butur Pak Salam Sahadia-Ibu Muniarti, Kadis PU Provinsi, untuk menyelesaikan persoalan keresahan masyarakat pengguna jalan. Kalau emang sudah ada anggarannya mengapa sampai saat ini jalan ini belum juga dikerjakan/ diaspal,” herannya.
Herkules menegaskan, warga tidak tidak butuh janji palsu. Apalagi, kondisi jalanan yang puluhan kilometer itu mengalami kerusakan yang cukup parah. “Kami butuh pembuktian. Kami sudah muak dengan janji yang kalian janjikan selama ini . Kami memilih kalian dulu sampai kalian bisa jadi Gubernur ataupun jadi Anggota DPRD provinsi , supaya kalau ada keluhan kami seperi ini supaya bisa segera mengambil langka untuk menyelesaikan keluhan kami, ternyata sekarang bagaikan kacang lupa akan kulitnya,” tegasnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Sultra Abdul Salam Sahadia mengungkapkan, pengerjaan peningkatan jalan Ronta-Maligano sudah dianggarkan melalui APBD Provinsi Tahun 2022 dengan pagu anggaran sebesar Rp 43 miliar. Hanya saja, kondisi saat ini lagi hujan kontraktornya belum bisa bekerja.
“Untuk ruas jalan Maligano-Ronta sudah ada anggarannya tahun 2022 ini. Karena kondisi hujan bisa jadi kontraktornya belum bekerja,” ujarnya.
Dengan anggaran fantastis yang akan dikucurkan tahun 2022 mendatang, diharapkan bisa menjawab penderitaan masyarakat Butur khususnya di atas kerusakan jalan provinsi yang cukup parah tersebut. “Anggaran itu adalah yang terbesar dibanding kabupaten dan kota lain di Sultra,” ucapnya.
Seperti diketahui, Pemprov Sultra melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Bina Marga Sultra telah menggelontorkan dana Rp 43 miliar khusus jalan provinsi di Kabupaten Butur. Anggaran itu diambil dari kurang lebih Rp 100 miliar dana perbaikan infrastruktur di Sultra.
Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Sultra, Burhanuddin menguraikan, ada dua daerah yang paling parah kerusakan jalannya adalah Konawe Utara (Konut) dan Butur.
“Tapi yang besar kerusakannya itu di Butur. Kerusakan ada enam titik yang terparah adalah jalan poros Maligano-Ereke lebih dari 10 kilometer,” rinci Burhanuddin beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data yang di release Pemda Butur tahun 2021 lalu, jalan provinsi yang ada di daerah setempat membentang sepanjang 122,6 kilometer. Dari total panjang tersebut, jalan provinsi dalam kondisi yang agak bagus sepanjang 42 kilometer, rusak ringan 2 kilometer dan rusak berat 78,6 kilo meter
Editor : Ridho