Diduga LGBT, Guru dan Siswa SMAN 1 di Wawotobi Minta Kepseknya Diganti

Puluhan guru dan siswa SMAN 1 Wawotobi melakukan aksi unjuk rasa meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra mengganti kepala sekolah mereka.
Bacakan

Kendari, Inilahsultra.com – Oknum Guru Kepala Sekolah SMAN Wawotobi inisial SH, Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara (Sultra) dilaporkan di Dinas Pendidikan Kebudayaan (Dikbud) Sultra terkait dugaan LGBT, Senin 10 Oktober 2022.

Salah seorang guru SMAN 1 Wawotobi, yang juga diduga merupakan korban RD  mengatakan, pada saat mengikuti pelatihan kurikulum bersama rekannya disalah satu Hotel Kendari, dirinya sempat mengalami tindakan hal yang memalukan.

Dia menceritakan bahwa di hari pertama, ia bersama rekan guru yang berasal dari Kabupaten Bombana di tempatkan satu kamar dalam Hotel. Namun dalam satu kamar, ternyata hanya tiga orang termasuk oknum kepala sekolah tersebut.

-Advertisement-

“Pertama saya lagi nonton kita tiga orang, saya, guru di Bombana, dengan bapak kepala sekolah, dan kita bertiga itu satu kamar dengan bapak,” ucapnya.

Lanjut, dia, di hari kedua pada saat mau mengikuti pelatihan kurikulum, mereka sempat melakukan sarapan terlebih dahulu. Ia mendahulukan guru dari Bombana untuk segera mandi kemudian berangkat menuju ke tempat pelatihan.

Pada saat itu juga, Guru SMAN 1 Wawotobi mendapatkan perlakuan yang menurutnya sangat memalukan dari oknum kepala sekolahnya.

“Nah di hari itu, pada saat paginya saya makan dahulu kemudian mandi, setelah saya sudah mandi kemudian saya pake celana kolor, kemudian saya melihat televisi sebuah berita sangat bagus. Nah saya lompat mi nonton dulu itu berita sambil baring tiarap begitu. Ketika saya seperti itu bapak langsung buka pintu langsung mengucapkan salam kemudian dia tutup dan langsung lompati saya. Saya merasakan kemaluannya itu, saya langsung lompat dan lari. Setelah itu bapak dia buru saya dia minta maaf katanya dia khilaf,” tuturnya.

Tak hanya itu, ada sebanyak 7 orang siswa dan guru yang mendapatkan perlakuan LGBT dari oknum Kepala Sekolah SMAN 1 Wawotobi.

“Yang saya lihat itu ada 5,6,7 orang dan yang saya lihat juga ganteng-ganteng, selalu diajak pijit-pijit kalau malam, temani tidur juga,” ungkapnya.

Sementara itu, Kabid SMA/SMK Dikbud Sultra, Asikin mengatakan bahwa Dikbud Sultra bakal secepatnya mengganti oknum kepala sekolah tersebut dengan menunjuk pelaksana harian di SMAN 1 Wawotobi sambil menunggu kepala sekolah definitif.

“Terus terang kami baru tau hari ini bahwa ada kejadian itu, dan kami kaget juga. Karena kan beliau (Oknum Kepala Sekolah), pernah datang di sini untuk mengundurkan diri dengan alasan kesehatan dan ternyata menurut penglihatan kami bahwa oknum kepala sekolah itu tidak sakit dan harus meninggalkan tugas sebagai kepala sekolah,” ujarnya.

Atas kejadian tersebut, akan melaporkan ke Kadis Dikbud Sultra sehingga secepatnya akan dilakukan pergantian dengan menunggu pelaksana harian di SMAN 1 Wawotobi.

“Kalau sudah kejadian begini siapapun harus diganti, karena menurut saya hal tersebut merupakan sesuatu yang memalukan,” bebernya.

“Nantinya akan ada sanksi diberikan kepada oknum kepala sekolah aka tetapi yang jelasnya dikbud sultra bakal segera melakukan pergantian dengan menunjuk pelaksana harian sambil menunggu kepala sekolah defitif,” imbuhnya.

Diketahui, sejumlah guru dan siswa melakukan aksi demonstrasi di halaman kantor Dikbud Sultra terkait kasus LGBT yang diduga dilakukan oleh oknum kepala sekolah SMAN 1 Wawotobi. Mereka menuntut agar segera dilakukan pergantian kepala Sekolah. (B)

Reporter: Iqra Yudha
Editor : Tino vendrian

Facebook Comments