
Buranga, Inilahsultra.com – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Buton Utara (Butur) angkat suara atas sikap arogan yang ditunjukan salah satu pegawai Dinas Pendidikan Butur saat berkunjung ke sejumlah sekolah di Kecamatan Kulisusu Utara beberapa hari lalu.
Ketua PGRI Kabupaten Butur Fajar Indraidin mengungkapkan, tindakan arogansi yang dipertontonkan oknum Dinas Pendidikan Butur itu sudah mengarah pada kekerasan verbal.
“Jadi kami dapat informasi dari teman-teman pengurus PGRI dari Kulisusu Utara ada terjadi insiden sejumlah guru di dua sekolah diperlakukan tidak manusiawi oleh oknum pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Utara. Atas kejadian itu membuat teman-teman guru merasa terintimidasi. Karena ini menyinggung soal guru maka PGRI sebagai lembaga merasa bertanggungjawab,” tegas Fajar kepada sejumlah wartawan di Warung Kopi Lorpas, Jumat malam 28 Oktober 2022.
Setelah isiden itu, lanjut Fajar, PGRI turun ke sekolah yang dimaksud untuk mengecek informasi tersebut. Keterangan yang didapatkan PGRI ternyata benar ada oknum pegawai Dinas Pendidikan yang turun ke sekolah tersebut tanpa alasan jelas.
“Tidak ditau apa tujuanya (kunjungan oknum pegawai Dinas Pendidikan Butur), dalam rangka apa,” beber Fajar.
Menurut Fajar, oknum pegawai Dinas Pendidikan Butur itu datang tanpa etika di sekolah. Pasalnya, saat kunjungan pada salah satu sekolah, meskipun ada guru di depan sekolah, oknum tersebut langsung masuk ke kantor tanpa memberi salam. Parahnya, oknum tersebut langsung masuk mengambil absen dan membukanya.
“Panggil guru, tanya segala macam dengan gayanya, sampai pukul-pukul meja. Jadi teman-teman guru itu dalam kebingungan, sempat ada yang tanya ada apa ini? Jadi pada saat ada teman guru tanya, oknum itu bertanya kenapa absen tidak diisi, kalian kemana. Karena biasa memang guru kadang-kadang tidak sempat absen,” tambahnya.
Tidak berhenti sampai disitu, lanjut Fajar, oknum tersebut juga mengeluarkan bahasa yang bernada mengancam, mengintimidasi, termasuk mengeluarkan bahasa sambil menunjuk guru dalam jarak yang dekat
“Sambil dia katakan kalian ini makan uang haram, gara-gara bahasa ini ada salah satu teman guru itu sampai kemarin kita temui di sana masih ada perasaan kaya deperesi begitu dan tertekan atas kejadian itu,” tandas Kepala SMAN 3 Kulisusu ini.
Makanya, tegas Fajar, PGRI tidak terima atas perlakuan oknum Dinas Pendidikan tersebut. Pasalnya, oknum itu sudah tidak memberikan contoh dan pembinaan yang baik.
“Sampai berlanjut lagi bahasa kalian tidak sadar saya yang gaji kalian, kan itu tanda tanya besar. Kenapa harus dia yang gaji,” ujarnya.
Fajar mengaku, secara kelembagaan PGRI merasa tersinggung dan tidak terima dengan perlakuan oknum pegawai Dinas Pendidikan tersebut.
Menurut Fajar, saat ini bukan lagi zamannya menunjukkan sikap-sikap premanisme di lingkungan pendidikan.
“Yang mestinya kita menjadi contoh, apa lagi seperti oknum pejabat ini kan harusnya bisa mengayomi guru-guru, kalau misalkan ada kesalahan kan ada mekanisme pembinaan. Tidak harus menunjukan arogansi,” tuturnya.
Bukan hanya itu, tambah Fajar, pengurus PGRI mengecam dan mengutuk keras sikap oknum pegawai Dinas Pendidikan tersebut. Sehingga PGRI secara kelembagaan meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan Butur agar memeberikan peringatan atau teguran keras kepada yang bersangkutan.
“Dan kita akan tunggu apa reaksi dari itu. Sebenarnyan ada langkah hukum, karena terjadi kekerasan verbal, terjadi pengancaman, intimidasi, seperti kalimat akan dihapus data kalian,” tandasnya.
Dua sekolah yang sempat dikunjungi oknum pegawai Dinas Pendidikan tersebut yakni, SMPN 1 Kulisusu Utara dan SDN 1 Waode Buri
Fajar menambahkan, jika nanti Dinas Pendidikan tidak menanggapi tuntutan PGRI, maka seluruh pengurus PGRI akan mengadu ke DPRD.
Kepala Dinas Pendidikan Butur Kusman Surya yang coba dikonfirmasi, Sabtu 29 Oktober 2022 belum berhasil dilakukan. Saat dihubungi via telepon selularnya tidak diangkat.
Editor: Din