Lukman Abunawas Hadiri Pengukuhan Forum Kekerabatan Bone-Sinjai 1901

Wagub Sultra Lukman Abunawas saat menghadiri pengukuhan Forum Kekerabatan Bone-Sinjai 1901 di Villa Toronipa, Kamis 29 Desember 2022.

Kendari, Inilahsultra.com – Wakil Gubernur (Wagub) Sultra Lukman Abunawas menghadiri acara pengukuhan Forum Kekerabatan Bone-Sinjai 1901 yang diselenggarakan di Villa Toronipa, Kamis 29 Desember 2022.

Acara pengukuhan Forum ini didasari Surat Keputusan DPP LAT Prov. Sultra nomor : 130/KPTS/DPP-LAT/2022 tanggal 26 Desember 2022. Selain itu didasari juga atas kekerabatan keluarga turun temurun yang telah sejak lama terjalin di bumi Anoa ini.

Wagub Sultra Lukman Abunawas mengatakan, kekerabatan budaya Bugis dan Tolaki sudah sejak lama terjalin. Dahulu Panglima Perang Kerajaan Bone membantu pasukan Kerajaan Tolaki menghadapi musuh yang ingin menjajah Bumi Anoa. Sehingga kekerabatan telah terjalin dengan baik dan selalu bersatu dalam melindungi negeri.

-Advertisement-

“Maka sudah tepatlah kerukunan ini menyatukan diri dengan Lembaga Adat Tolaki, karena hubungan kekerabatan yang sejak dulu terjalin dan sampai sekarang masih terjalin dengan baik,” jelas Lukman Abunawas.

Ketua DPD PDIP Sultra ini mengapresiasi keberadaan forum kerukunan ini yang selalu menjunjung tinggi semboyan Tolaki “Inae Kona Sara, Iye Pinekasara” yang artinya dimana bumi dipijak disitulah langit diunjung.

“Untuk itu kita perlu persatuan dalam membangun negara dan daerah ini,” jelasnya.

“Selain itu, kita juga harus memghormati budaya daerah dimana kita berada dan saling menghargai, maka persatuan, keamanan dan ketertiban akan terjalin dengan baik,” tambahnya.

Sultra ini, lanjut mantan Bupati Konawe ini, dihuni oleh 5 suku asli dan suku-suku lain yang beragam, dan semuanya diharapkan dapat menjaga silaturahim dan hubungan baik serta saling menghargai.

Untuk mewujudkan kekerabatan makin baik, Lukman mengusulkan agar pengurus LAT dan Pengurus Forum dapat melaksanakan kegiatan berupa arisan keluarga. Sehingga setiap bulan selalu dapat bertemu dan saling silaturahim untuk membangun persatuan yang kokoh dan berkontribusi pada kegiatan pemerintah kedepannya.

Ketua Forum Kekerabatan Bone-Sinjai 1901, Era Hartamawangsyah menceritakan, 8 (delapan) Padewakang memasuki perairan Tenggara pulau Sulawesi yang kemudian menetap dibeberapa titik. Mulai dari pesisir Bombana, Konawe, Kendari, Tiworo, Muna, Wawonii, Baubau dan Wakatobi.

Para pendatang itu menyadari sepenuhnya tentang aturan adat, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.

“Tentunya suatu daerah atau negeri punya penguasa dan masyarakat asli yang patut dihormati dan dijunjung marwah kebesarannya, termasuk adat istiadatnya,” kata Hartawamangsyah. (C)

Reporter: Iqra Yudha

Facebook Comments