Kendari, Inilahsultra.com – Gubernur Sultra Ali Mazi melaunching pakaian seragam sekolah yang didesain dan dijahit oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Hotel Plaza Inn Kendari, Rabu 10 Mei 2023.
Ali Mazi menuturkan, seragam sekolah buatan SMK sebagai bukti dan contoh nyata dalam pendidikan di Sultra yang tidak hanya fokus pada aspek akademik tapi memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan.
“Kegiatan ini tidak hanya memberikan siswa untuk mempelajari proses desain dan produksi tapi melatih dalam kerja tim manajemen dan pemecahan masalahnya,” tuturnya.
Orang nomor satu di Bumi Anoa ini menilai, launching tersebut merupakan bentuk apresiasi kepada siswa SMK yang telah mendukung program Menteri Pendidikan terkait kurikulum merdeka belajar.
Menurut dia, sekolah telah memberikan kebebasan siswa untuk berinovasi dan menciptakan gagasan yang luar biasa. Sehingga diskusi antara siswa dan guru diharapkan bisa berjalan dengan baik.
“Tentu ini harus dilakukan sosialisasi penuh dan serius sehingga dari masyarakat kecil sampai ditingkat provinsi tau, apa merdeka belajar itu,” ujar Ali Mazi.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra Yusmin mengatakan, launching tersebut merupakan hasil kunjungan ke SMK untuk melihat kreativitas siswa.
“Tetapi hal itu hanya sampai di sekolah, untuk dirinya sendiri dan tidak pernah dilihat bahwa ini adalah sesuatu yang bermanfaat dan bernilai buat dirinya dan masyarakat yang lain,” katanya.
Menurut dia, SMK memulai dari seragam karena ini menjadi kebutuhan dasar untuk anak sekolah. Pasalnya, tidak ada anak sekolah yang tidak menggunakan seragam. Apalagi jumlah siswa di Sultra kurang lebih 120 ribu orang dan setiap siswa memiliki 5 seragam.
“Kalau dikelola dengan baik oleh SMK kita, khususnya tata busana ini akan jadi luar biasa. Kita akan libatkan UMKM disekitarnya termasuk alumni SMK, sehingga tidak menjadi kuli tetapi menjadi wirausahawan muda,” tukasnya.
Ditempat yang sama, Direktur SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbud Ristek, Wardani Sugiyanto menilai, launching tersebut sebagai puncak SMK pusat unggulan yang harus terwujud.
“Teaching factory ini adalah factory atau pabrik tempat belajar anak-anak untuk belajar di dunia nyata mereka,” katanya.
Hal ini, sambung dia, bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Sultra dan juga meningkatkan kompetensi anak.
“Ini dua sasaran, satu anak kompeten di bidangnya karena mereka melakukan pekerjaan langsung. Kedua ada nilai ekonomi yang didapatkan di sekolah, nilai ekonomi ini bukan untuk keuntungan guru tetapi untuk mobilitas keberlanjutan agar alat yang ada di sekolah bisa diperbarui lagi dari keuntungan itu,” tandasnya.
Reporter: Muhammad Yasir