Baubau, Inilahsultra.com – Stunting sudah menjadi isu nasional di Indonesia dan menjadi salah satu target yang harus dituntaskan. Hal itu sesuai yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo bahwa pada tahun 2024 angka stunting harus 14 persen.
Khusus di Kota Baubau, berdasarkan data terakhir pada tahun 2022, angka stunting di Kota Baubau turun menjadi 26 persen setelah sebelumnya mencapai angka 27 persen.
“Saya percaya sebesar apapun yang kita capai, itu adalah hasil kerja keras kita semua utamanya buat para kader penyuluh dan pendamping keluarga,” tutur Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse sata tatap muka dengan ratusan pendamping keluarga di kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Baubau, Selasa 23 Mei 2023.
Kata dia, bicara penanganan stunting maka harus bicara tentang keluarga karena akar dari stunting itu adalah pemahaman keluarga. Sehingga yang perlu diintervensi pertama adalah pemahaman keluarga utamanya peran remaja putri.
Remaja putri, lanjut dia, mempunyai peran penting untuk mencegah stunting karena tidak sedikit perilaku remaja ini akhirnya berpotensi stunting, karena menikah di usia dini juga bisa menjadi penyebab stunting.
“Pemahaman mereka tentang kesehatan reproduksi yang salah juga akan menjadi penyebab lahirnya generasi stunting,” lanjutnya.
Kenapa demikian, sambung dia, karena remaja putri ini adalah calon ibu yang pada akhirnya nanti menjadi ibu dan harus dalam keadaan sehat sehingga melahirkan generasi yang bebas dari stunting.
“Jadi penanganan stunting itu bukan hanya pada bayi dan balita saja, tapi harus dimulai dari remaja,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Baubau Ali Arham mengatakan, untuk keluarga beresiko stunting di Kota Baubau sebanyak 5.490 orang.
Sejauh ini, tambah dia, ada 300 orang pendamping keluarga yang tersebar di 43 kelurahan dalam wilayah Kota Baubau. Terdiri dari unsur kesehatan 100 orang, PKK 100 orang, dan kader KB 100 orang.
“Jadi mereka ini (pendamping keluarga) akan melakukan kunjungan keluarga (by name by address) untuk mengambil data, utamanya kepada calon pengantin, ibu hamil, pasca persalinan, dan yang punya balita/baduta. Mudah-mudahan tahun 2023 ini, angka 26 persen tadi bisa turun,” tandas Ali Arham.
Reporter: Muhammad Yasir