Komitmen Pemda Bersama Masyarakat Buteng Dalam Percepatan Penurunan Stunting

Rembuk stunting upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Buton Tengah.
Bacakan

Labungkari, Inilahsultra.com – Meski terjadi penurunan, stunting masih menjadi tantangan pemerintah karena target angka prevelensi stunting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yaitu sebesar 14 persen di tahun 2024.

Dengan adanya hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Tengah (Buteng) terus menunjukan komitmennya dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya dengan menggelar Rembuk Stunting 2024.

-Advertisement-

Kegiatan yang di inisiasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Buton Tengah di buka secara resmi oleh Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Buteng, La Saripi mewakili Pj Bupati Buteng di Gedung Kesenian Lakudo, Jumat 4 Oktober 2024.

Dalam sambutannya, Pj Sekda La Saripi, menyampaikan bahwa stunting adalah persoalan serius yang harus mendapat perhatian seluruh pihak.

“Masalah ini memiliki dampak yang sangat luas terhadap perkembangan dan masa depan generasi kita,” jelasnya.

Ia menekankan pentingnya rembuk stunting sebagai upaya bersama untuk menemukan solusi yang tepat dalam penanganan stunting di Buton Tengah.

PJ Sekda Buteng La Saripi bersama OPD terkait dalam Rembuk Stunting.

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Buton Tengah tercatat mencapai 36,8 persen mengalami penurunan sebesar 4,8 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 41,6 persen.

Dengan angka tersebut, Kabupaten Buteng menempati posisi ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di Sulawesi Tenggara. Sementara itu, target nasional untuk prevalensi stunting pada tahun 2024 adalah 14 persen, namun data SKI 2023 menunjukan bahwa angka stunting di Indonesia masih berada pada level 21,5 persen.

Untuk menanggulangi stunting, Pemkab Buteng menggunakan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi yang Berbasis Masyarakat (E-PPFbM) yang diambil melalui data posyandu.

Data tersebut menunjukan bahwa presentase anak yang terindikasi stunting terus menurun dari tahun ke tahun. Hasil penelitian serentak pada bulan Juni 2024 menunjukan prevalensi stunting di Kabupaten Buton Tengah mencapai 14,4 persen, turun dari 15,7 persen pada tahun sebelumnya.

Pemkab Buton Tengah telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) hingga tingkat desa dan kelurahan. Selain itu, program Bapak dan Bunda Asuh Stunting juga diterapkan di setiap kecamatan untuk memberikan dukungan kepada anak-anak dan keluarga yang beresiko stunting, termasuk pemberian makanan tambahan yang kaya gizi dan protein, seperti susu dan telur.

“Rembuk stunting hari ini merupakan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam percepatan penurunan stunting di Buteng,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Buteng, Kasman.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Buteng, Kasman mengatakan, target pemerintah pusat sebesar 14 persen data. Namun data yang didapatkan Pemkab Buteng dari bulan Februari hingga Juli mencapai angka 14,4 persen, sehingga masih ada selisi 0,4 persen.

“Sementara untuk target di tahun 2025, angka targetnya harus mencapai 13 persen, sehingga kita membutuhkan penurunan 1,4 persen,” ungkapnya.

Untuk menangani hal itu, pihaknya selalu berkoordinasi, dengan melalui rembuk stunting untuk memberikan penguatan-penguatan di tingkat desa, kelurahan. Kemudian juga berkoordinai dengan BPM, untuk melakukan rembuk stunting di tingkat kecamatan.

“Dengan melalukan rembuk stanting tingkat kecamatan, sehingga mengetahui data perdesa atau kelurahan. Sebab terdapat beberpa perbedaan ada yang sudah mencapai target, juga terdapat desa yang cukup tingg. Dengan begitu kita bisa presur yang masih tinggi, sementara yang sudah mencapai target, kita beri apresi dan mempertahankannya,” tutupnya. (adv)

Facebook Comments