Asrun Sampaikan Masalah Banjir dan Etika Pejabat di Visi Misi Partai Hanura

Asrun saat menyampaikan visi misi di Partai Hanura. 

Kendari, Inilahsultra.com – Wali Kota Kendari Asrun mendapatkan giliran ketiga menyampaikan visi misinya di DPD Hanura Sultra.

Di hadapan panelis yang terdiri dari pengurus DPP Hanura dan dua akademisi, Asrun menjelaskan terkait masalah banjir dan etika pejabat dan masyarakat.

-Advertisement-

Unsur etika ini, merupakan salah satu visi misi Asrun yang tertuang dalam Sultra Emas 2023.

“Etis itu sebenarnya bisa diukur, misalnya korupsi. Atau masalah kerukunan antarumat beragama. Intinya, etis baik secara pribadi, manusia sebagai mahluk individu. Sebagai mahluk bermasyarakat harus menjaga toleransi,” paparnya.

Masih mengenai etika, Asrun menjelaskan bahwa apa pun namanya, etika semua punya penekanan yang sama terkait dengan kualitas yang baik dan terpatri di individu masing-masing.

“Menurut hemat saya memang lokus yang paling tepat dibenahi adalah mulai dari keluarga. Materi intinya adalah keagamaan dan pendidikan karakter,” ujarnya.

Selain etika, Asrun juga menjelaskan masalah banjir. Menurut dia, banjir yang terjadi di Kota Kendari kebanyakan disebabkan oleh meluapnya Sungai Wanggu.

Secara kewenangan, Sungai Wanggu adalah kewenangan pemerintah pusat.

“Salah satu tujuan maju gubernur adalah selesaikan banjir. Penyebabnya banjir itu di Sungai Wanggu tapi itu bukan kewenangan wali kota. Berarti nanti saya jadi gubernur baru selesaikan,” katanya.

Dia menguraikan, solusi penanggulangan banjir di wilayah Sungai Wanggu adalah pembuatan waduk. Tahun ini, kata Asrun, di sisa masa jabatannya sudah membuat desainya. Pelaksanaannya nanti di masa jabatan wali kota terpilih yang juga putranya Adriatma Dwi Putra.

“Waduk dan pengendali banjir di Wanggu, desain sudah selesai dan tahun depan jalan,” ujarnya.

Khusus pemenuhan air bersih di Kota Kendari, prkatis hampir sudah selesai semua. Asrun telah membuat program, intage, transmisi water plane dan distribusi.

“Intagenya sudah empat kita tambah, Pohara, Matabondu, Wanggu dan Anggoeya, dan nanti tabanggele, satu itu kita tambah.

“Transmisi kita sudah lemah. Tapi sudah kita selesaikan. Waterplan, ada di Wawombalata. Sekarang, tinggal persoalan distribusi ke masyarakat. Sebab, sudah tiga meter di bawah jalan jaringan kita ini. Perlu ada perbaikan ke depan dan tentu butuh biaya banyak,” jelasnya.

Selama ini, sebut dia, PDAM di Kota Kendari memiliki utang kurang lebih Rp 62 miliar. Namun berkat kebijakannya, utang sekarang sudah selesai.

“Sekarang sudah selesai tinggal distribusi saja,” tambahnya.

Tidak hanya itu, Asrun juga menjelaskan tentang pemerataan pembangunan sehingga bisa dikatakan adil. Sejauh ini, sebut dia, Kota Kendari peringkat pertama di Sultra dengan indeks pertumbuhan masyarakat (IPM) senilai 81,6.

“Target sejahtera kita akan hitung semua kemampuan pembiayaan. Kita harus di atas rata-rata nasional. Kita sekarang masuk dalam lima besar nasional dengan IPM terbaik,” sebutnya.

Tak hanya itu, Asrun juga telah membangun jaringan jalan yang kemungkinan besar akan bermanfaat hingga 100 tahun kemudian.

“Mengenai infrastruktur, sangat menjadi kebutuhan utama. Ini yang mendorong saya jadi gubernur. Saya belajar sampai ke Australia sekolah tentang ke-PU-an. Sistem jaringan jalan saya sudah siapkan untuk 100 tahun kemudian. Saya bangun euter ringroad. Sistem jaringan jalan yang sudah dibangun ini nantinya tidak akan bercampur kendaraan lokal dan dari luar kota. Tidak ada lagi mobil kontainer masuk dalam kota,” pungkasnya.

Penulis : La Ode Pandi Sartiman

Facebook Comments