Halo Sultra 2018 Harus Lebih Lebih Greget, Teguh : Jangan Sampai Kita Malu !

PJ Gubernur Sultra Teguh Setyabudi.

Kendari, Inilahsultra.com– Event Halo Sultra kembali hadir menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) Sultra ke -54 pada April mendatang. Perayaannya akan dipusatkan di Tugu Religi Kota Kendari.

Pergelaran hari istimewa masyarakat Bumi Anoa ini memang masih sebulan lagi. Tapi oleh Pj Gubernur Sultra, Teguh Setyabudi seluruh instansi diwarning sejak dini bekerja ekstra mengemas event tersebut secara maksimal dan penuh inovasi.

Masuk dalam kalender event pariwisata  nasional, Halo Sultra menjadi akses jitu promosi pariwisata dan budaya lokal Sultra pada dunia luar. Event ini berdampak luas. Menggaet wisatawan, menggairahkan perekonomian, dan  terpenting membawa nama Sultra sebagai pendatang baru di ranah pariwisata internasional.

-Advertisement-

Melihat potensi itu, tak ayal Teguh ingin gaung Halo lebih greget. Tidak berakhir sebagai ajang euforia peringatan hari jadi tahunan semata.

“Ini menyangkut nama baik Sultra. Bukan hanya skala regional sampai internasional. Jangan sampai kita malu,” tegas Teguh.

Agar performa Halo Sultra berbeda dari biasa, Teguh mengatakan harus ada inovasi. Misalnya saja penggarapannya mengusung konsep kekinian. Lebih milenial ala anak muda masa kini.

Misalnya saja membuat aneka video memuat promosi singkat Halo Sultra dengan jargon “Jaman Now”. Atau menyebar tagline Halo Sultra yang lebih kekinian di medsos.

Promosi bisa juga memanfaatkan media online atau gadget. Cara ini dianggap Teguh ampuh karena akses penyebaran informasinya lebih cepat dan mampu menjangkau seluruh Indonesia. Bahkan luar negeri.

Konsep promosi menebar baliho di sepanjang jalan dianggap Teguh sudah tidak update dengan perkembangan zaman.

“Ini jaman milenial. Jangan hanya baliho. Harus ada inovasi. Buat video 2 menit, 3 menit. Buat tagline kekinian. Sebar di WA, Youtube, facebook sama media massa. Lokasinya jangan nanti satu minggu baru ditata,” urai Teguh memberi saran panjang lebar.

Memang belum ada konsep ditetapkan sebagai tema utama “Halo Sultra 2018”. Tapi dari gambaran di atas, lanjut Teguh, dinas terkait bisa berkreasi dan mengembangkan inovasi menarik yang pas ditampilkan pada HUT Sultra.

Merujuk sejarah, Pesona Halo Sultra menjadi icon perayaan hari jadi Provinsi Sultra sejak era Nur Alam-Saleh Lasata. Tahun 2008, semula namanya adalah Kemilau Sultra”

Baru di tahun 2009, Festival yang puncaknya digelar setiap 27 April kemudian dipaten menjadi “Halo Sultra”. Konteksnya tetap sama, mengangkat promosi pariwisata dan kebudayaan Sultra.

Halo Sultra sendiri diambil dari petikan nama sosok Raja Konawe “Haluoleo”. Ada banyak hal disajikan di panggung Halo Sultra. Seperti parade budaya dari 17 kabupaten& kota Se-Sultra, expo kesenian/tari-tarian lokal, pameran kerajinan, kebudayaan, makanan plus pariwisata eksotik di Sultra.

Kesuksesan penyelenggaraan Halo Sultra menjadikan festival ini masuk dalam kalender tahunan Kementrian Pariwisata RI.

Reporter : Siti Marlina 

Editor      : Aso

 

 

Facebook Comments