Banjir di Konawe Utara (Foto RRI)
Kendari, Inilahsultra.com – Kabupaten Konawe Utara akhir-akhir ini menjadi langganan banjir. Bahkan hingga banjir bandang.
Terhitung sejak 2015 lalu, Konawe Utara terus dilanda banjir hingga 2018 ini.
Terakhir, Senin 21 Mei 2018, tujuh rumah warga beserta isinya diseret banjir bandang. Beruntung, pemilik rumah dikabarkan mengungsi duluan.
Lantas apa yang menyebab terjadinya banjir?
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sultra kerap mengkritik penyebab terjadinya banjir di Sultra, khususnya di wilayah daratan.
Direktur Eksekutif Walhi Sultra Kisran Makati beberapa diskusi menyebut, penyebab banjir, khusus di daerah daratan, diakibatkan oleh kerusakan lingkungan.
Air hujan sudah tidak bisa ditampung lagi dalam tanah karena pepohonan telah digusur untuk kepentingan industri eksraktif.
“Banjir tidak bisa dipisahkan akibat kerusakan lingkungan di sekitarnya,” ungkap Kisran beberapa waktu lalu
Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sultra, di Konut ada sebanyak 20 izin konsensi sawit yang dikeluarkan selama kepemimpinan Aswad Sulaiman-Ruksamin.
Selain itu, di Konut tercatat sebanyak 136 IUP tambang yang dikeluarkan pemerintahan Aswad-Ruksamin.
Jumlah ini, bila dibandingkan dengan 16 kabupaten atau kota lainnya, Konut dianggap paling banyak se-Sultra.
Data yang diperoleh Inilahsultra.com, sejumlah perusahaan yang beroperasi di wilayah Konut, di antaranya PT Unaaha Bakti, Konawe Nikel Nusantara (KNN), Bososi Pratama Nikel, Bumi Karya Utama (BKU), Dwi Multi Guna Sejahtera (DMS).
Kemudian Tristako, Singa Raja, PT Kimko, PT Seicho, PT Duta, PT Masempo Dalle, Cv Eka Sari Indah, PT Titisan Berkah, PT CDS, PT MPM, PT Konawe Bumi Nunsantara (KB), dan PT Surya Tenggara.
Penulis : La Ode Pandi Sartiman