Pemprov Sultra Pastikan Warga Wakatobi Korban Sandera Abu Sayaf Meninggal

Wakil Gubernur Sultra Lukman Abunawas

Kendari, Inilahsultra.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) telah mendapatkan kabar terkait nasib warga Wakatobi yang menjadi korban penyaderaan kelompok separatis Abu Sayaf di Filipina.

Satu dari dua warga Wakatobi yang sempat disandera berbulan-bulan, dipastikan meninggal dunia saat terjadi kontak senjata antara pemberontak dan tentara Filipina.

Wakil Gubernur Sultra Lukman Abunawas mengaku telah mendapatkan informasi ini dari Kementerian Luar Negeri.

-Advertisement-

“Kita menyayangkan Abu Sayaf ini. Perlakuan tidak manusiawi,” kata Lukman Abunawas saat ditemui di MTQ Kendari, Minggu 7 April 2019.

Lukman mengaku, Pemerintah Republik Indonesia termasuk Pemprov Sultra telah berupaya agar kedua warga Wakatobi itu dibebaskan.

Hanya saja, kata dia, kelompok separatis yang berkuasa di sekitar Filipina Selatan itu tidak bergeming. Hingga akhirnya, mereka terlibat kontak senjata dengan tentara Filipna.

Berdasarkan informasi, kata Lukman, jenazah warga Wakatobi itu akan diterbangkan dari Filipina menuju Jakarta dan selanjutnya ke Wakatobi dalam satu dua hari ini.

“Jenazah sementara akan diterbangkan di Wakatobi. (Kabarnya) sudah meninggal,” tuturnya.

Sebagai pemerintah, kata dia, mereka akan memfasilitasi pemulangan jenazah kepada keluarga almarhum.

Menurut siaran pers Kementerian Luar Negeri RI, WNI yang tewas bernama Hariadin. Ia disandera kelompok bersenjata pada 5 Desember 2018.

Kepada Phillipine Star Juru bicara militer Filipina, Gerry Besana menjelaskan, dua WNI dan seorang warga Malaysia yang disandera Abu Sayyaf melintas di perairan yang telah diblokade aparat militer Filipina selama 41 hari.

“Pulau ini telah diblokade selama 41 hari. Mereka, si penculik, mungking mengira mereka dapat melewati kami dengan berenang,” kata Besana, dikutip di Tempo.com.

Kelompok Abu Sayyaf terpergok pasukan Filipina dan terjadi baku tembak. Menghindari terkena tembakan, 2 WNI kabur dengan berusaha berenang ke pulau Bangalao. Malang, Hariadin tidak bisa berenang. Dia tewas tenggelam.

Seorang WNI lainnya bernama Heri Ardiansyah berhasil diselamatkan aparat militer Filipina. Sedangkan warga Malaysia, Jari Abdullah, terkena tembakan. Jari diselamatkan pasukan militer Filipina sehari kemudian. Kondisinya dikabarkan stabil. Dia saat ini dirawat di rumah sakit militer Filipina.

Jenazah Hariadin hari ini tiba di pangkalan militer Filipina Westmincom di Zamboana City untuk diserahterimakan kepada pemerintah Indonesia. Selanjutnya, pemerintah Indonesia akan melakukan proses pemulangan jenazah Hariadin ke Indonesia. Heri Ardiansyah juga diserahterimakan hari ini kepada pemerintah Indonesia.

Penulis : La Ode Pandi Sartiman

Facebook Comments