
Kendari, Inilahsultra.com – Kepala SMAN I Parigi La Bake membantah melakukan pemotongan beasiswa miskin sebesar Rp 50 ribu. Sebenarnya, uang yang diserahkan para siswa merupakan kerelaan.
Menurut dia, para siswa menyerahkan Rp 50 ribu sebagai biaya pengurusan beasiswa ke Kota Raha. Pasalnya, jika para siswa menerima sendiri melalui BNI Raha, maka biaya yang dikeluarkan akan lebih mahal.
“Berdasarkan ketentuan, para siswa harus menerima sendiri di BNI. Tapi kalau mereka kesana, kasian biayanya mereka akan lebih banyak. Makanya mereka (siswa) terbantu dengan inisiatif pihak sekolah,” terangnya saat dikonfirmasi via ponselnya, Jumat, 2 Juni 2017.
La Bake membeberkan, jika para siswa harus mengurus sendiri, akan banyak kerugian yang dialami. Mulai dari materi hingga waktu pelajaran yang harus ditinggalkan.
Untuk transportasi ke Kota Raha saja, lanjut La Bake, harus mengeluarkan biaya Rp 60 ribu. Itu belum termasuk biaya lain seperi konsumsi. Disamping itu, para siswa juga harus meninggalkan jam pelajaran.
Makanya pihak sekolah mengambil inisiatif untuk memudahkan para siswa. “Jadi kerugiannya banyak sekali kalau para siswa menerima sendiri,” paparnya.
LA Bake menjelaskan, penerimaan beasiswa pada tahun ini bervariasi. Untuk kelas X dan XI sebesar Rp 1 juta persiswa. Sedangkan untuk kelas XII sebesar Rp 500 ribu.
La Bake menambahkan, semenjak ada ortu siswa yang keberatan dengan biaya Rp 50 ribu itu, pihak sekolah langsung mengembalikan uang yang sudah diserahkan para siswa. Sekalipun uang itu merupakan kerelaan dari siswa.
“Saya langsung perintahkan bendahara, kembalikan uang itu. Sekalipun itu kerelaan. Bendahara sudah keliling temui para siswa,” tandasnya.
Editor: Din