
Kendari, Inilahsultra.com – Fenomena pernikahan dini anak remaja masih terjadi. Rendahnya pemahaman orang tua akan risiko besar pernikahan dibawah umur membuat praktik nikah dini tetap subur terutama di kalangan masyarakat pedesaan.
Tak terkecuali di Sultra. Temuan BKKBN, kasus kawin muda banyak terjadi direntang usia 15-19 tahun.
“Idealnya, untuk wanita 21 tahun, pria 25 tahun. Banyak orang tua belum tahu risiko fatal pernikahan dini makanya praktik ini masih terjadi. Faktor ekonomi juga mempengaruhi. Harusnya tidak diijinkan,” ujar Kepala Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN Sultra Agus Salim SE MM saat menjadi pemateri sosialisasi KIE Kretaif BKKBN di Kelurahan Konawe Kecamatan Konawe, Selasa 28 November 2017.
Kata Agus, ada banyak bahaya mengintai jika pernikahan dilakukan dibawah usia ideal. Dari sisi fisik, kawin muda bagi perempuan berdampak serius pada kesehatan alat reproduksi.
Remaja putri yang belum matang secara fisik berisiko mengalami keguguran, pendarahan, anak lahir tidak normal hingga terfatal kematian ibu saat melahirkan.
Sementara dari sisi mental, nikah muda berdampak pada umur dan kualitas keluarga. Remaja yang masih berusia remaja cenderung tak siap mental menghadapi berbagai permasalahan dalam pernikahan. Hal ini tentu saja bisa memicu perceraian.
BKKBN sengaja menekankan tentang bahaya pernikahan dini pada masyarakat saat sosialisasi KIE kreatif mengingat tren nikah muda banyak terjadi di daerah pedesaan.
“Di pedesaan memang tinggi karena ketidakpahaman. Kita harapkan apa yang disampaikan dalam KIE Kreatif bisa dipahami dan diaplikasikan. Program BKKBN ini tidak hanya melulu membahas alat kontrasepsi. Tapi juga bagaimana menciptakan keluarga berkualitas dan SDM bermutu dengan edukasi tentang usia ideal atau matang pernikahan,” jelas Agus.
Ia berharap sosialisasi KIE Kreatif BKKBN terkait bahaya pernikahan dini bisa diinformasikan pada remaja putrinya di rumah. Lebih jauh, lanjut Agus, BKKBN bersama Kementerian Agama telah menyepakati komitmen bersama menenakan angka pernikahan di usia dini.
KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) Kreatif menghadirkan pemateri dari BKKBN Sultra dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Konawe merupakan bagian program BKKBN Pusat bekerjasama dengan Komisi IX DPR RI.
Selain mendapat materi positif tentang edukasi program BKKBN, KIE Kreatif diselingi sesi diskusi berhadiah. Masyarakat yang proaktif dalam kegiatan sosialisasi KIE Kreatif BKKBN berkesempatan mendapat bingkisan barang elektronik.
Kegiatan yang ditangani Event Organizer, PT. Stars Yudhatama ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang program KB dan Kependudukan.
Sejak 26 November lalu hingga hari ini, KIE kreatif di Kabupaten Konawe telah diselenggarakan di delapan titik. Masing-masing di Kelurahan Mekar Sari Kecamatan Tongauna, Kelurahan Asinua Kecamatan Unaaha, Kelurahan Parauna Kecamatan Kecamatan Anggaberi, Kelurahan Bose-Bose Kecamatan Wawotobi, Kelurahan Konawe Kecamatan Konawe, Desa Pudai Kecamatan Wonggeduku Barat, Kelurahan Lambuya Kecamatan Lambuya dan Kelurahan Uepai Kecamatan Uepai.
Reporter: Siti Marlina
Editor: Din