Kendari, Inilahsultra.com – Pembangunan jalan wisata Kendari-Toronipa yang digagas duet Ali Mazi-Lukman Abunawas (AMAN) resmi dimulai, Selasa 3 September 2019.
Gubernur Sultra, Ali Mazi bersama Wali Kota Kendari, Sulkarnain dan Bupati Konawe, Kery S Konggoasa hadir melakukan peletakkan batu pertama sebagai tanda eksekusi konstruksi fisik akses jalan wisata Sultra tersebut.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Sultra, Abdul Rahim menyebut, tahap awal infrastruktur jalan wisata itu dibangun sepanjang 2,2 kilometer dengan lebar 40 meter.
Proyek ini dibiayai lewat APBD Sultra 2019, total anggaran tahap satu menelan dana Rp 144 miliar.
“Jalan ini dibangun melalui DIPA tahun 2019 dan dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan. Lelang dilakukan secara fair diikuti oleh 42 perusahaan besar di Indonesia,” papar Abdul Rahim saat memberi sambutan sebelum ground breaking berlangsung.
Pembangunan akses jalan wisata Kendari Toronipa ditarget tuntas dalam tiga tahun dengan sistem multiyears.
Total anggaran untuk keseluruhan fisik jalan yang mencapai panjang 14 KM itu diperkirakan menghabiskan anggaran hingga Rp 1,1 triliun.
“Desain kedua malah jauh lebih besar Rp 2,8 triliun. Dipres menjadi Rp 1,1 triliun karena ada perubahan geometri jalan yang semula akan melewati laut,” paparnya.
Dengan adanya akses jalan wisata tersebut, Gubernur Sultra, Ali Mazi mengatakan kawasan Toronipa akan dipoles bak Ancol. Masyarakat pun bisa merasakan manfaat besar jika megaproyek itu terealisasi.
“Kalau di Jakarta ada Ancol. Di Kendari ada Toronipa,” ujar Politikus NasDem tersebut.
Ali Mazi juga berujar ke depan akan memperjuangkan kenaikan status jalur jalan wisata tersebut agar menjadi jalan nasional. Dengan begitu pemprov bisa mengajukan tambahan anggaran ke pusat demi percepatan penyelesaian infrastruktur tersebut.
“Termasuk maintanance jalan juga nanti Pemprov tidak repot lagi karena akan jadi tanggungan pusat kalau jalan itu jadi jalan Nasional,” urai Ali Mazi.
Pembangunan jalan Kendari-Toronipa ini mengundang banyak pertanyaan publik apa pentingnya, sampai-sampai harus mengorbankan anggaran daerah kurang lebih Rp 1,1 triliun.
Sementara banyak jalan di Sultra yang menjadi tanggung jawab provinsi sangat memprihatinkan.
Salah satu contohnya adalah Jalan Motaha-Lambuya. Jalan ini menghubungkan beberapa kabupaten bahkan jadi jalur utama ketika terjadi kerusakkan jalan di Pohara Kabupaten Konawe.
Protes terhadap kondisi jalan rusak ini sempat disuarakan oleh Garda Pemuda Sulawesi Tenggara (GARPEM Sultra) saat menggelar demo di DPRD Sultra.
Mereka menganggap, kebijakan pembangunan Jalan Kendari-Toronipa tak bermafaat bagi kepentingan publik.
Hal yang sama juga terjadi di Pulau Muna. Jalan di daerah tersebut sudah sering dikeluhkan warga karena kondisinya tak kalah memprihatinkan.
Warga sempat melakukan blokir jalan dan mendesak agar Pemprov Sultra merealisasikan janjinya perbaikan jalan tersebut.
Klaim Peningkatan PAD
Pembangunan jalan Kendari-Toronipa ini menyisakan pertanyaan karena di wilayah itu terdapat vila milik Ali Mazi.
Namun, politikus Partai NasDem ini berdalih pembangunan jalan tak ada hubungannya dengan vila miliknya.
Ia menyebut pembangunan akses jalan Kendari-Toronipa akan menjadikan daerah pinggiran Konawe dan Kendari tersebut sebagai kawasan wisata primadona baru di Sultra selain Wakatobi, Labengki dan Pulau Bokori.
“Kita ubah mirip Ancol. Kita berterimakasih pada Bupati Konawe dan Wali Kota Kendari yang membantu percepatan realisasi jalan ini. Pembangunan jalan ini untuk kesejahteraan masyarakat” ucap Ali Mazi saat gelaran ground breaking.
Dengan pembangunan jalan Kendari-Toronipa, akan menjadi simpul ekonomi baru di sektor pariwisata. Di jalur ini, ada beberapa obyek wisata yang tidak kalah cantiknya. Yakni, Pulau Bokori, Pantai Toronipa dan Labengki di Konawe Utara.
“Pemerintah Pusat tengah gencar pariwisata. Pariwisata Toronipa, pemerintah pusat akan memberikan dukungan,” katanya.
Ia menyebut, Kementerian Pekerjaan Umum memiliki anggaran Rp 500 triliun. Bila dikucurkan di Sultra sekitar Rp 1 sampai Rp 2 triliun untuk pembangunan infrastruktur penopang pariwisata maka pertumbuhan ekonomi bisa meningkat.
Untuk itu, pinjaman untuk pembangunan infrastruktur jalan sebagai pemancing anggaran PU yang begitu besar.
“Wisatawan domestik dari luar Kendari, tidak perlu berwisata di tempat lain,” katanya.
Ia menyebut, pertumbuhan ekonomi di Sultra akan terus meningkat seiring banyaknya pekerja dari luar. Salah satu contohnya adalah pusat industri di Konawe yang menyerap tenaga kerja sekitar 15 ribuan orang.
“Mereka akan libur di sana sini. Dari pada libur di Makassar, kita datangkan mereka di Toronipa,” bebernya.
Terhadap rencana pengerjaan proyek tersebut, Pemprov Sultra berencana akan mengajukan utang ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) BUMN di bawah naungan Kementerian Keuangan untuk membangun beberapa program strategis pasangan AMAN.
Setidaknya, ada tiga proyek besar yang dicanangkan pasangan ini hingga akhir masa jabatan mereka selesai 2023.
Yakni, pembangunan rumah sakit jantung dan pembuluh darah, pembangunan perpustakaan internasional dan pembangunan jalan Kendari-Toronipa.
Untuk membiayai megaproyek itu, Pemprov mengusulkan utang ke PT SMI sebesar Rp 1,1 triliun.
Menurut Ali Mazi, pinjaman ke PT SMI itu tidak akan membebani daerah pada saat pelunasan dalam jangka waktu 5 tahun.
Pinjaman ini, lanjut dia, sudsh mempertimbangkan sustanabilitas fiskal dan beban pembayaran pokok dan bunga utang terhadap rasio belanja pada APBD Sultra sudah diperhitungkan.
Penulis : Siti Marlina
Editor : La Ode Pandi Sartiman