
Kendari, Inilahsultra.com – Mencuatnya rencana kedatangan lima ratus Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok beberapa waktu lalu, banyak menuai polemik dan penolakan.
Padahal, menurut PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Osbsidian Stainless Steel (OSS), kehadiran TKA akan membantu perekrutan ribuan tenaga kerja lokal di Sulawesi tenggara.
Hal itu sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk menciptakan lapangan kerja untuk tenaga kerja lokal yang memiliki skil dibidangnya untuk bekerja di dua perusahaan asing asal Tiongkok ini.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh manajemen perusahaan usai mencuatnya rencana kedatangan lima ratus TKA Menurut External Affairs Manager PT VDNI dan PT OSS, Indrayanto, perusahaan tetap menciptakan lapangan kerja untuk ribuan tenaga kerja lokal dengan adanya TKA yang akan datang nantinya.
“Tidak menutup lapangan kerja untuk masyarakat lokal, jumlah tenaga kerja lokal akan terus bertambah seiring berkembangnya proyek pembangunan 33 tungku semelter di perusahaan,” ucap Indrayanto, Sabtu 9 Mei 2020.
Kata Indrayanto TKA asal tiongkok itu merupakan tenaga teknis dan bekerja secara temporer secara bergantian dan bukan untuk waktu yang lama. Mereka adalah tenaga ahli untuk memasang alat pada tungku semelter, untuk produksi dan mempertahankan operasional di lapangan.
“Saat ini sebagian pembangunan terpaksa diberhentikan sementara karena kurangnya tenaga ahli,” sambungnya.
Kemudian, lanjut Indrayanto, lima ratus TKA adalah sebagian besar karyawan (dari pihak) kontraktor yang mempunyai skill untuk memasang alat produksi. Setelah mereka melakukan pemasangan, pekerja asal tirai bambu itu akan kembali lagi ke Tiongkok.
“Mereka paling lama itu tiga bulan, maksimal enam bulan, tenaga ahli itu paling lama bekerja 6 bulan, jika bisa lebih cepat lagi misal 3 bulan selesai, mereka langsung pulang,” bebernya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan pertimbangan terbitnya Permenhub Nomor 25 tahun 2020 serta permintaan dari instansi terkait untuk menunda rencana tersebut, maka pada 24 April 2020, perusahaan memutuskan untuk menunda kedatangan TKA tersebut.
“Berdasarkan informasi dan data yang dihimpun, khusus untuk bekerja di 33 tungku itu. PT VDNI dan PT OSS membutuhkan kurang lebih tiga ribu hingga empat ribu karyawan lokal untuk bekerja sebgai tenaga operator, administrasi dan lainnya, sesuai dengan skil yang di minta oleh perusahaan,” tuturnya.
Saat ini, PT VDNI dan PT OSS tercatat telah mempekerjakan sekitar sebelas ribu karyawan lokal. Sedangkan untuk yang bekerja di luar PT VDNI dan PT OSS seperti kontraktor, suplier, tenaga kerja di pelabuhan, ada sekitar 20 ribu orang. Dengan tidak terinstalnya alat yang ada di 33 tungku itu, telah berdampak pada karyawan lokal yang telah direkrut sebelumnya.
“Bisa ada kemungkinan mereka dirumahkan dahulu tanpa mendapat gaji, atau bahkan bisa PHK. Tentunya hal ini tidak kami harapkan, perusahaan juga berusaha agar hal ini tidak terjadi,” akunya.
Selain itu, PT VDNI dan PT OSS juga berkomitmen untuk peningkatan hasil pengolahan bahan baku yang pada akhirnya akan meningkatkan devisa yang dihasilkan bagi negara Indonesia. Karena pengolahan bahan baku di pabrik akan menghasilkan nilai tambah bagi Indonesia, menaikkan devisa, pendapatan pajak negara dan nilai ekspor Indonesia.
“Karena Itulah mengapa kami berharap TKA itu bisa diberikan (ijin) masuk. Secara aturan juga sudah terpenuhi, untuk karantina (kesehatan) 14 hari dan syarat-syarat lain sesuai dengan protokol Covid-19,” ungkapnya.
Mewabahnya virus Corona, berdampak ke sektor pertambangan nikel yang ada di Sultra, diantaranya PT VDNI dan PT OSS. Jadi untuk mencegah penularan Covid-19, sekitar dua ribu karyawan di dua perusahaan itu terpaksa dirumahkan.
“Saat ini yang bekerja di dua perusahaan yang dirumahkan ada sekitar dua ribuan orang. Ini sebenarnya pilihan dari karyawan sendiri,” pungkasnya.
Penulis : Onno