
Kendari, Inilahsultra.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI mencatat, ada 6 kecamatan yang mengalami banjir di Konawe Utara.
Yakni, Kecamatan Andowia, Asera, Oheo, Landawe, Langgikima, dan Wiwirano.
Dari enam kecamatan itu, berdasarkan data BNPB per 10 Juni 2019, terdapat 5.111 jiwa dengan jumlah 1.420 kepala keluarga (KK) ikut terdampak bencana banjir.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis resminya, Senin 10 Juni 2019 menyebut, Kecamatan Oheo merupakan wilayah paling parah terdampak banjir dengan 15 desa.
Lalu disusul Kecamatan Asera 13 desa, Andowia 5 desa, Wiwirano dan Landawe masing-masing empat desa dan Kecamatan Langgkima terdapat dua desa.
Akibat banjir itu, kerusakan fasilitas umum teridentfikasi berupa jembatan, jalan, rumah ibadah dan fasilitas kesehatan.
BPBD setempat melaporkan jembatan penghubung Desa Laronanga ke Desa Puwonua hanyut, jembatan lain di Desa Padalerutama tidak dapat dilalui karena terendam banjir, jembatan putus yang menghubungkan Desa Tanggulari ke Desa Tapuwatu dan jembatan antar provinsi di Asera. Kerusakan bangunan lain berupa masjid 3 unit, puskesmas 2 unit dan pustu 2 unit.
Merespon kondisi di wilayahnya, Bupati Konawe Utara telah menetapkan status tanggap darurat terhitung 2 Juni 2019 hingga 16 Juni 2019. Upaya penanganan darurat yang telah dilakukan antara lain pengoperasian pos komando penanganan darurat banjir yang berada di rumah jabatan bupati, evakuasi dan penyelamatan, penanganan warga terdampak, pendataan serta pengaktifan jaringan komunikasi untuk penanganan darurat.
Menurut BPBD, arus aliran air masih deras sehingga penggunaan sampan mesin tidak dapat menjangkau wilayah terisolir. Selain itu, minim peralatan untuk membantu evakuasi dan penyelamatan di lapangan.
Penulis : La Ode Pandi Sartiman