
Kendari, Inilahsultra.com – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menggelar bimtek penguatan kapasitas masyarakat terdampak bencana di Desa Muara Sampara, Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu 15 November 2020.
Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, terdapat 28 rumah telah tergerus karena abrasi di sepanjang Sungai Konaweha. Untuk itu, kegiatan Bimtek ini untuk mengurangi tingkat risiko bencana.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan sekaligus memberikan arahan rekomendasi mitigasi yang dapat diimplementasikan oleh pihak-pihak terkait.
Gelaran tersebut dihadiri oleh masyarakat, perangkat Desa Muara Sampara dan perwakilan kelompok karang taruna dengan menghadirkan narasumber dari Pusat Mitigasi Bencana UHO.
Ketua Pusat Studi Mitigasi Bencana UHO, Amadhan Takwir mengatakan, masyarakat perlu dibekali dengan pemahaman dampak dan mitigasi bencana secara mandiri sekaligus dapat menyusun rencana mitigasi yang sesuai dengan kondisi dan riwayat bencana yang terjadi.
“Warga desa perlu dibekali dengan pemahaman akan risiko bencana abrasi sungai dan bagaimana bentuk mitigasi yang tepat. Bentuk mitigasi bencana yang dapat dicoba adalah penanaman mangrove dengan sistem rekayasa hybrid,” ujar Amadhan.
Pencegahan abrasi sungai melalui rekayasa hybrid adalah bentuk mitigasi yang menggabungkan struktur permeable (pemecah gelombang sekaligus penangkap sedimen pasir) dan penanaman mangrove. Setelah proses erosi berhenti dan bibir sungai mulai pulih, dilanjutkan dengan restorasi mangrove.
“Setelah proses erosi terhenti karena adanya struktur ini, bibit mangrove tidak hanyut terbawa arus dan dapat tumbuh dengan baik. Selanjutnya, tinggal menunggu peran mangrove menjaga bantaran sungai dari abrasi dalam jangka panjang,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Muara Sampara, Basrin M mengatakan, sejak tahun 2016 sampai sekarang, abrasi sungai terus terjadi dan telah menghilangkan kurang lebih 28 rumah dan merusak akses jalan desa.
“Bahkan bronjong yang pernah dibangun sepanjang 300 meter tahun 2016 saat ini sudah tergerus karena erosi,” ujarnya.
“Kami sangat mengharapkan paritisipasi berbagai pihak, utamanya pemerintah kabupaten, provinsi, pusat dan lembaga terkait untuk memperhatikan hal ini, karena dampak abrasi ini sangat mengganggu kehidupan warga desa,” ungkapnya.
Untuk diketahui, kegiatan bimtek yang diselenggarkan oleh LPPM UHO tersebut merupakan bentuk partisipasi aktif Universitas Halu Oleo dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi. UHO senantiasa melaksanakan bentuk pendampingan kemasyarakatan melalui implementasi inovasi dan teknologi tepat guna yang dapat diterapkan dalam menunjang kehidupan masyarakat sampai ke level pemerintahan tingkat desa.
Penulis : Haerun