Kendari, Inilahsultra.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra), secara rutin mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi daerah di Aula Merah Putih Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Rabu 5 Mei 2023.
Rakor pengendalian inflasi ini setiap Minggu diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI melalui zoom meeting (secara daring), seluruh Indonesia yang dipimpin langsung Mendagri Tito Karnavian.
Dari Jajaran Pemprov Sultra, turut hadir yakni Kepala BPS Sultra, Plt Kadis SDA dan BM, Sekdis, Kasubdit I Dirkrimsus Polda Sultra. Selain itu hadir juga beberapa Pejabat dan Staf terkait.
Dalam Rakor tersebut Mendagri Muhammad Tito Karnavian menuturkan, dari bulan ke bulan kondisi inflasi Indonesia berada diposisi yang baik. Makin rendah inflasi maka akan terkendali dari 186 negara di dunia dan di tingkat Negara ASEAN.
Tito merinci, inflasi Indonesia berada di peringkat 6 dari 11 negara ASEAN. Meliputi Brunei Darussalam 1,3 persen, Kamboja 2,2 persen, Vietnam 2,81 persen, Thailand 2,83 persen, Malaysia 3,4 persen, Indonesia 4,33 persen, Singapura 5,5 persen, Filipina 7,6 persen, Timor Leste 9,6 persen, Myanmar 19,55 persen, dan yang tertinggi di Laos 40,97 persen.
Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, lanjut dia, pengendalian inflasi tidak hanya dilakukan melalui kebijakan fiskal di Bank Indonesia, pengetatan, kemudian menaikkan atau menurunkan suku bunga. Tapi pengendalian inflasi juga dilaksanakan melalui sinergitas dan kerjasama instansi pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang dikoordinir oleh Mendagri.
Selain itu, sambung dia, ada 10 Provinsi di Indonesia yang tertinggi inflasi gabungan kotanya. Diantaranya Maluku Utara (Malut) 5,63 persen, Kalimantan Selatan (Kalsel) 5,47 persen, Jawa Timur (Jatim) 5,35 persen, Sultra 5,30 persen. Selanjutnya, Sumbar 5,25 persen, Yogyakarta 5,14 persen, NTT 5,12 persen, Lampung 5,00 persen, Maluku 4,85 persen dan Riau 4,9 persen.
“Oleh karena itu, betul-betul di evaluasi apa penyebab kenaikan tersebut atau diatas rata-rata nasional dan segala inovasinya dari pemerintah pusat siap untuk bisa mengendalikan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan, inflasi di bulan Ramadan dan lebaran 2023 lebih rendah dibanding inflasi tahun lalu. Hal ini menunjukkan kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi periode Ramadan dan lebaran 2023.
Inflasi pangan dapat ditopang melalui aktivitas panen raya padi dan komoditas hortikultura sepanjang Maret dan April. Komoditas utama penyumbang inflasi di sebagian besar kabupaten/kota adalah beras, telur, ayam ras, daging ayam ras dan minyak goreng serta penyumbang utama inflasi adalah cabai merah, cabai rawit dan bawang merah.
Reporter: Muhammad Yasir