
Buranga, Inilahsultra.com – Sebanyak enam Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Buton Utara (Butur) memilih mundur. Alasannya, mereka merasa telah mampu membiayai kebutuhan sehari-hari.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Butur Alman mengatakan, mereka berani menyatakan mundur karena merasa sudah tak layak lagi meberima bantuan dari PKH. Meskipun mereka baru menjadi keluarga penerima manfaat beberapa tahun.
“Mungkin ada juga yang malu karena mundur ketimbang terus-menerus menerima bantuan pemerintah dengan kategori miskin,” terangnya di Warung Kopi Cendana Ereke, Selasa 9 Juli 2019.
Sebenarnya, lanjut dia, langkah yang dilakukan sejumlah KPM PKH itu sangat baik. Bila perlu langkah itu diikuti oleh warga lainnya yang juga sudah merasa mampu untuk membiayai kebutuhan hidupnya.
Sehingga, warga yang mundur itu bisa digantikan oleh warga lainnya yang belum menerima PKH sama sekali.
“Jadi tinggal kita laporkan ke pusat. Supaya kuota yang mundur itu bisa digantikan oleh keluarga lainnya,” terangnya.
Menurut dia, jumlah warga miskin di Kabupaten Buton Utara tidak seimbang dengan jumlah KPM PKH. Jumlahnya lebih banyak warga miskin dibanding KPM PKH. Sehingga dengan mundurnya sejumlah warga itu, diharapkan bisa diisi dengan keluarga lainnya yang sangat membutuhkan.
Alman merinci, angka kemiskinan di Kabupaten Buton Utara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 sebanyak 9.381 jiwa atau sekitar 14,93 persen dari total jumlah penduduk Kabupaten Buton Utara. Sedangkan jumlah KPM PKH mencapai 3632 keluarga.
Alman menjelaskan, dalam proses perekrutan KPM PKH dilakukan berdasarkan usulan dari desa dan keluarahan melalui musyawarah. Kemudian data itu diserahkan ke Dinas Sosial untuk diinput dan dilaporkan ke pemerintah pusat.
“Kemudian data itu kami verifikasi setiap tiga bulan melalui pendamping PKH yang ditunjuk langsung oleh Kementerian Sosial,” paparnya.
Alman menjelaskan, untuk memaksimalkan PKH, kedepan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan validasi data. Sehingga makin banyak keluarga yang merasa mampu dan sudah bisa membiayai kebutuhan hidupnya mengundurkan diri.
Editor: Din