
Kendari, Inilahsultra.com – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pesisir bertempat di Aula Balai Pertemuan Kantor Kecamatan Moramo Utara sejak 25 Oktober 2020.
Peserta kegiatan program kemitraan berjumlah 12 orang dari keterwakilan dua desa. Peserta PKM dikhususkan pada ibu memiliki balita yang mengalami kekurangan gizi dan remaja putri. Program kegiatan kemitraan dilakukan sebagai edukasi dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan anak untuk mendukung pertumbuhan dalam situasi new normal pada masa pandemi Covid-19 serta pengunaan APD dan cuci tangan yang benar.
Pemateri dalam kegiatan ini Dr. dr. Asriati, M.Kes dan Dr.dr.I Made Christian Binekada, M.Repro Sp.B. Selanjutnya penyuluhan tentang pertahanan imunitas tubuh dan dukungan gizi berkualitas dalam situasi new normal pada masa pandemi Covid-19, dibawakan oleh Dr. Wa Ode Salma, SST., M.Kes.
Sedangkan pengenalan cara olahan dan demo pembuatan produk pemberian makanan tambahan (PMT) anak balita berbahan dasar gonad Diadema setosum dan daun kelor disampaikan Febriana Mucthar, SP., M.Kes dan Ruwiah, M.Kes. Kegiatan ini juga dilakukan interaksi kepada peserta dalam artian juga melibatkan peserta pelatihan.
Melalui program kemitraan masyarakat, kegiatan ini bertujuan melakukan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemahaman kesehatan dan gizi imunitas dalam situasi new normal di masa pandemik COVID-19, dan pelatihan membuat PMT Balita dengan memanfaatkan pangan kearifan lokal yang bernilai gizi tinggi.
Peserta juga diajarkan memilih bahan makanan berkualitas gizi tinggi, murah dan terjangkau dalam situasi new normal di masa pandemi Covid-19 merupakan salah satu cara atau alternatif untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh, khususnya bagi mereka yang terkena dampak Covid-19. Penerapan metode day care merupakan salah satu cara pemberdayaan masyarakat pesisir untuk menanggulangi masalah kekurang gizi secara intensif pada anak balita mereka.
Ketua Tim PKM-UHO Wa Ode Salma
memaparkan, pemanfaatan gonad (telur) diadema setosum dan daun kelor sebagai bahan dasar pembuatan produk makanan kesehatan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi anak untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka serta dapat meningkatkan imunitas tubuh anak. Sea urchin jenis Diadema setosum sangat berlimpah diperairan Sulawesi Tenggara (Sultra) dan umumnya masyakat lokal mengenal dengan nama landak laut atau bulu babi yang gonadnya (telur) dapat dimakan.
Gonad jenis biota laut ini mengandung protein albumin, vitamin A dan vitamin E lebih tinggi dibanding ikan Salmon, ikan mackerel, ikan sarden dan udang. Selain itu memiliki mineral mikronutrien yang berkualitas seperti, selenium, zink, zat besi dan magnesium, serta memiliki asam lemak tak jenuh ganda seperti DHA dan EPA 80 persen.
Di beberapa Negara maju seperti Eropa dan Asia, Gonad Deadema Setosum sudah memanfaatkannya sebagai makanan komersial yang sangat berharga dan secara ilmiah melalui riset dasar telah dibuktikan sebagai regulatory immunity.
Adapun daun kelor (Moringa Oleifera) dapat tumbuh dengan cepat tampa perawatan atau pupuk tertentu, di ketahui beberapa studi sebelumnya telah melaporkan bahwa daun kelor dapat memberi perlindungan tubuh terhadap infeksi dan meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung zat gizi berkualitas seperti mineral selenium lebih tinggi 10 kali lipat dibandingkan bayam, 17 kali lebih banyak kalsium daripada susu, 7 kali lebih banyak vitamin C dari jeruk, 10 kali lebih banyak vitamin A daripada wortel, 25 kali lebih banyak zat besi daripada bayam, dan kalium 15 kali lebih banyak daripada pisang.
Daun kelor memiliki senyawa aktif seperti flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Memprioritaskan akses makanan yang berkualitas gizi baik sangat dibutuhkan dan merupakan strategi menghasilkan peningkatan gizi anak yang lebih baik dan berkelanjutan dalam situasi new normal di masa pandemik Covid-19.
Melalui kegiatan tersebut, antusias peserta juga terlihat dari partisipasi mereka dalam melakukan praktek. Semua ibu-ibu dan remaja putri berlomba ingin mencoba membuat produk. Ada yang mencoba mencatat resep, menakar bahan, mencampur adonan maupun membakar dalam oven serta kegiatan lainnya.
Keakraban antara peserta kegiatan, tim pengabdian masyarakat UHO dan juga aparat desa sangat nampak di lokasi kegiatan. Di akhir acara semua peserta dan tim pengabdian masyarakat mencicipi produk yang telah dibuat dari produk olahan gonad Diadema setosum dan tambahan daun kelor berupa Bolu kukus sebagai PMT-anak balita.
“Berdasarkan pengakuan peserta kegiatan, produk yang dibuat sangat enak dan nikmat, peserta juga mengungkapkan bahwa cara membuatnya sangat mudah dilakukan dan bahan dasarnya yaitu Diadema Setosom atau Bulu Babi sangat berlimpah diperairan laut mereka dan daun kelor tumbuh dipekarangan rumah mereka,” jelas Ketua Tim PKM-UHO Wa Ode Salma melalui pers rilisnya, Selasa 17 November 2020.
Melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengolahan produk PMT-anak balita berbahan dasar gonad Diadema setosum dan daun kelor, sedikit demi sedikit masyarakat khususnya para ibu dan wanita nelayan menjadi tahu bahwa ternyata gonad Diadema setosum atau gonad bulu babi dapat dibuat menjadi produk olahan seperti bolu kukus yang bernilai gizi tinggi dan menjadikannya sebagai makanan tambahan untuk membantu mengatasi permasalahan gizi masyarakat pesisir khususnya dalam memperbaiki dan meningkatkan status gizi anak balita serta dapat dijadikan sebagai produk usaha baru.
“Diharapkan dimasa depan terbentuknya tim atau kelompok home industri dari masyarakat setempat untuk membantu meningkatkan sumber pendapatan keluarga dan terciptanya kemandirian keluarga masyarakat pesisir dalam upaya perbaikan status gizi,” tutupnya.
Penulis : Haerun