Kendari, Inilahsultra.com – Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari
mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
Pengabdian ini dengan dema “Pelestarian dan Pemanfaatan Objek Cagar Budaya Sebagai Daya Tarik Wisata, yang digelar Dikantor Kecamatan Kendari, Kota Kendari, Sabu 23 Oktober 2021.
Turut dihadiri oleh Camat Kendari, Lurah Kandai, Lurah Jati Mekar dan masyarkat setempat yang tinggal di wilayah situs cagar budaya Kota Kendari.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Sekertaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kendari sekaligus membuka kegiatan.
Dalam sambutannya mengatakan, bahwa tinggalan cagar budaya yang ada di Kota Kendari perlu dilestarikan dan dijaga serta dilindungi. Jangan
biarkan tinggalan itu dirusak oleh siapapun, karena merupakan salah satu asset daerah yang tak ternilai harganya.
Kemudian dilanjutkan oleh Kepala Bidang Purbakala dan Permuseuman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kendari dalam sambutanya juga berharap dan berencana untuk melakukan kerjasama antara akademisi dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
“Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk tinggalan-tinggalan bersejarah di Kota Lama Kendari,” jelasnya.
Dalam riset penelitian ini dilibatkan Himpunan Mahasiswa Arkeologi UHO
(HIMALEO) dan SULTRA HERITAGE salah satu lembaga pemerhati warisan budaya Sulawesi Tenggara (Sultra),
Ketua Tim Riset Dr. Syahrun, S.Pd., M.Si dan Dr. Abdul Alim, S.Pd., M.Si selaku narasumber dalam kegiatan ini.
Ketua Pengapdian, Dr. Syahrun, S.pd., M.Si mengatakan, kegiatan ini inisiasi dari FIB mengenai Kota Lama Kendari yang bisa dijadikan sebagai sektor pariwisata dengan tujuan utamanya adalah untuk memanfaatkan cagar budaya yang ada di Kota Kendari.
“Ini juga untuk membuat mahasiswa Arkeologi memahami akan pentingnya 7 cagar budaya yang ada di Kota Kendari. Kita berharap bisa berkolaborasi dengan pihak-pihak yang memiliki tujuan bersama untuk memanfaatkan cagar budaya,” jelasnya.
Ketua Peneliti Dr. Abdul Alim, S.Pd., M.Si mengatkan, maksud dan tujuan sosialisasi cagar budaya tersebut adalah untuk memberikan pengetahuan tentang pelestarian cagar budaya dan memberikan pengetahuan tentang pengelolaan cagar budaya serta agar cagar budaya dapat terpelihara dengan baik.
Ia menambahkan, khususnya kepada masyarakat yang berada di Kota Lama. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan cagar budaya memang sangat diperlukan dalam pelestarian cagar budaya.
“Karena memang persoalan pelestarian sebuah cagar budaya merupakan kepentingan 3 pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Karena peran serta masyarakat dalam pelestarian cagar budaya menjadi elemen penting,” jelasnya.
Anggota Peneliti Sandy Suseno, S.S., M.A. mengatakan, kegiatan ini untuk mensosialisakan kepada masyarakat di sekitar cagar budaya bahwasanya salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya sebagai objek wisata budaya yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar cagar budaya tersebut.
Sementara itu, Ketua SULTRA HERITAGE, La Isal, S.Sos mengatakan,
kegiatan ini adalah salah satu upaya dalam pengumpulan data untuk pemanfaatan tinggalan-tinggalan cagar budaya. Ini salah satu bentuk awal dalam pengembangan dan pemanfaatan tinggalan-tinggalan kolonial yang ada di kota lama Kendari untuk dijadikan sebagia wisata sejarah atau wisata kota tua kendari.
“Berharap dengan adanya kegiatan ini agar terwujudnya suatu identitas Kota Kendari maka perlunya sinergitas dari berbagai pihak atau stekolder untuk mengembankan kawasan tinggalan kota tua Kendari yang akan kedepanya menjadi aikon Sultra khususnya Kota Kendari,” jelasnya.
Selain itu, kegiatan dirangkai dengan sesi diskusi dan FGD yang mana bertujuan untuk menampung aspirasi dari akar rumput guna mendapatkan kebijakan yg tepat dalam rencana pemanfaatan cagar budaya sebagai objek wisata budaya, ungkapnya.
Dalam rangkaian diskusi dan FGD berlangsung Camat Kendari LM. Malaudi Poto, SH menambakan, merasakan apa yang masyarakat rasakan. Cagar budaya yang ada tentu harus dipelihara dan diapresiasi, karena cagar budaya begitu penting dan bisa menjadi identitas atau budaya masyarakat di Kota Lama Kendari.
“Pemerintah berupaya semaksimal mungkin dengan pihak pariwisata dan pihak akademisi arkeologi Fakultas Ilmu Budya. Dengan adanya kolaborasi antara ketiga belah pihak, pasti Kota Lama Kendari akan menjadi ikon bersejarah di Sultra akan ada bangunan-bangunan yang bisa meningkatkan perekonomian warga dan bermanfaat juga untuk cagar budaya di Kota Lama kendari,” tutupnya.
Reporter : Haerun