
Kendari, Inilahsultra.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat koordinasi (Rakor) rencana investasi dan kesiapan dalam mendukung pengembangan Aspal Buton, Jumat 27 September 2019.
Gubernur Sultra H. Ali Mazi mengatakan, Rakor investasi pengembangan Aspal Buton bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan Aspal Buton secara Nasional. Hal itu didukung dengan regulasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 tahun 2010 Tentang Pemanfaatan Aspal Buton untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi, dan kabupaten/kota.
Aspal Buton adalah aspal alam yang telah 350 tahun dikelola sebelum Indonesia merdeka, dengan total potensi sebaran mencapai 240.401 Hektare (Ha). Luasan itu terdiri 75.321 Ha yang berada dalam kawasan hutan dan 165.089 Ha diluar kawasan hutan.
Adapun jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebanyak 41 IUP operasi produksi. Namun saat ini terdapat 6 IUP yang aktif produksi bahan baku aspal Buton olahan karena minimnya permintaan pasar.

“Berdasarkan data dari Asosiasi Pengembang Aspal Buton Indonesia (ASPABI) bahwa persentase penyerapan nasional bahan aspal Buton olahan butiran masih dibawa 20 persen pertahun. Sementara data potensi eksplorasi aspal Buton dari 41 IUP diperkirakan sebesar 564 juta ton dengan nilai ekonomis mencapai Rp. 282 triliun,” ungkap Ali Mazi.
Kemudian, Deputi Bidang Kordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator (Kemenko) Maritim Agus Kuswandono mengatakan, Rakor tersebut adalah menindaklanjuti Rakor dua bulan lalu di Kantor Kemenko Maritim di Jakarta yang langsung dipimpin Menteri Luhut Binsar Panjaitan. Saat itu telah disepakat Aspa Buton akan diberi label Standar Nasional Indonesia (SNI).
Label itu, lanjut dia, tujuannya meyakinkan daerah seluruh Indonesia menggunakan aspal Buton untuk pembangunan jalan di Indonesia.
“Hanya ada tiga di dunia aspal alam salah satunya ada di Buton. Sehingga Pak Menteri sangat serius untuk mewujudkan aspal Buton adalah aspal yg terbaik untuk digunakan pembangunan jalan se-Indonesia,” ujarnya.

Tenaga Ahli Menko Maritim Prof. Yohanes dan Prof. Suyono dari akedemisi menyampaikan, Aspal Buton telah melalui riset sejak tahun 1963 di Amerika. Hasilnya aspal Buton selain digunakan untuk pembangunan jalan dapat membuat Hardener untuk memproduksi Superpave sebagai agregat pengikat Aspal Buton.
“Ikutannya yaitu sebagai Propellant (untuk meluncurkan roket), fiber carbon, Nano Carbon, dan Coating (bahan baku Roket yang ringannya 1/3 dari almunium dan kekuatannya 5 kali dari baja) yang jika diproduksi harganya berlipat lipat dari harga aspal untuk pembangunan jalan,” tutupnya. (ADV)