BacakanKendari, Inilahsultra.com – Kasus penembakan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), hingga kini belum juga menemukan titik terang.
Sebagai bentuk protes, puluhan mahasiswa UHO menggelar Kemah Akbar di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu 19 Oktober 2019 malam.
Mereka menikai, kinerja kepolisian terkesan lambat dalam menuntaskan kasus ini, penetapan tersangka pun belum ada.
Padahal, kepolisian sudah menetapkan enam polisi sebagai terperiksa karena membawa senjata api dan melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) saat mengawal aksi berdarah di depan kantor DPRD Sultra, Kamis 26 September 2019.
Bahkan, enam polisi sudah menjalani sidang disiplin di ruang Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sultra. Hasilnya, belum ada penetapan teraangka. Mereka hanya diberi sanksi teguran tertulis, penahanan selama 21 dan penundaan kenaikan pangkat.
Salah satu perwakilan mahasiswa, Rahman Paramai meminta, kepolisian segera menuntaskan kasus ini dan menetapkan tersangka terkait pembunuhan Randi dan Yusuf,
“Polisi segera mengusut tuntas kasusnya dan melakukan pemecatan terhadap enam oknum kepolisian yang membawa senjata api saat melakukan pengamanan,” ucap Rahman.
Rahman juga meminta ketegasan kepolisian dalam hal ini Mabes Polri, agar tidak ada tindakan represif terhadap mahasiswa yang melakukan unjuk rasa.
“Karena kami disini menyuarakan keadilan atas terbunuhnya kawan kami,” tutupnya.
Untuk diketahui, tragedi september berdarah itu sudah memasuki hari ke 24, sejak aksi unjuk rasa menolak UU KPK dan RKUHP.
Aksi itu, buntut terbunuhnya dua mahasiswa UHO, Randi mengalami luka tembak pada bagian bawah ketiak sebelah kiri tembus dada kanan. Sedangkan Yusuf Kardawi megalami benturan keras di kepala sehingga mengalami pendarahan hebat.
Penulis : Onno
