Kendari, Inilahsultra.com – Pernyataan Kerry Syaiful Konggoasa di media kadang menuai kontroversi. Sehingga acap kali memicu tawa bahkan ketersinggungan.
Usai acara Musyawarah Wilayah (Muswil) Partai Amanat Nasional (PAN) yang digelar secara virtual, Rabu 29 Juli 2020, Bupati Konawe ini berbicara kepada media soal rencananya maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sultra.
Meski dianggap wacana ini terlalu dini, politikus PAN ini tampak serius. Bahkan, ia optimis bisa diusung oleh partai berlambang matahari terbit itu maju Pilgub 2023.
Kerry sendiri, saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPW PAN Sultra.
“Tidak ada persoalan, apa pun jabatan, yang penting tetap di PAN. Saya bukan barang baru sudah 20 tahun sama-sama. Ada pun saya bukan ketua DPW tetap maju gubernur. Banyak partai yang mau usung saya,” kata Kerry di Swiss-Belhotel Kendari.
Kerry mengaku, maju di Pilgub untuk menang. Ia pun sudah mengunjungi hampir seluruh daerah di Sultra termasuk di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
“Saya ingin berbuat yang lebih bagus untuk Sultra memperbaiki yang dikerjakan sebelumnya,” jelasnya.
Ia mengklaim, dirinya telah sukses membangun Konawe. Hal ini lah yang akan ditransfer Kerry ke beberapa daerah lainnya kelak jadi Gubernur Sultra nanti.
Dalam kesempatan yang sama itu, Kerry juga mengklaim telah disiapkan oleh DPP PAN untuk maju gubernur.
“Saya sudah bicara dengan pak Zulkifli Hasan dan tidak ada persoalan. Sudah ada partai yang siap mendukung saya jadi gubernur,” jelasnya.
Selain Kerry, banyak pembesar di Sultra yang masuk wacana akan meramaikan pemilihan gubernur nanti. Salah satunya, Wakil Gubernur Sultra Lukman Abu nawas yang baru saja mengampu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Namun, bagi Kerry, makin ramai calon makin bagus. Ia pun tidak pusing dengan saingan karena kekuatan politisi sudah saling mengetahui.
Saat wartawan menyodorkan nama Lukman bakal jadi saingannya, Kerry berkata “Saya tidak hitung lah yang begituan. Tidak hitung karena saya berbuat di partai lebih baik,” katanya.
Kerry mengaku, salah satu ukuran dirinya sukses menjadi politikus andal di Bumi Anoa adalah mengantarkan putranya duduk di DPR RI dari enam kursi yang disiapkan di Dapil Sultra. Selain itu, Kerry juga berhasil meloloskan istrinya di DPRD Provinsi Sultra melalui Dapil Konawe, Konawe Utara dan Konawe Kepulauan.
Meski Lukman juga memiliki prestasi, Kerry menganggapnya terserah.
“Terserah dia berhasil. Saya berhasil dalam partai,” imbuhnya.
Memicu Reaksi Banteng
Pernyataan Kerry yang tidak menghitung Lukman dalam kontestasi Pilgub Sultra nanti, memicu reaksi dari kader partai berlambang banteng, PDI Perjuangan.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Kendari Ishak Ismail menganggap, Kerry terlalu dini berbicara Pilgub Sultra karena waktunya masih jauh.
Ishak menyebut, sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Sultra, Lukman Abunawas masih sibuk pada pemenangan pemilihan kepala daerah serentak 2020. Pihaknya pun ikut terusik dengan pernyataan Kerry itu.
“Soal ngomong begitu, itu haknya (Kerry). Tapi kita terpaksa komentari karena pak Lukman adalah orang tua kami di PDI Perjuangan,” kata Ishak Ismail.
Ishak menyebut, Kerry tidak seharusnya menyebut tak menghitung Lukman Abunawas di Pilgub Sultra karena bagaimana pun, Kerry jadi Bupati Konawe karena tangan dingin Lukman Abunawas.
“Tapi, terkait persaingan ke depan, tidak pantas dikatakan sekarang. Pak Lukman lagi fokus memenangkan Pilkada 2020 di tujuh daerah,” jelasnya.
Menurut Ishak, pembuktian politikus nanti akan ditunjukkan pada pertarungan di Pilkada 2020 nanti.
Sementara itu, Ketua Bappilu DPC PDIP Buton Utara Hasrul Hairullah menyebut, Kerry tidak selevel dengan Lukman Abunawas. Bicara hierarki, Lukman adalah Wakil Gubernur Sultra dan Kery bupati.
“Pak Lukman juga ketua partai. Kerry hanya pengurus PAN. Perbandingan itu bukan levelnya (Lukman),” imbuhnya.
Menurut dia, Kerry hanya memanfaatkan Muswil PAN untuk menaikkan popularitasnya terlebih membandingkan dirinya dengan Lukman Abunawas yang publik sudah tahu bahwa Kerry bisa jadi bupati karena jasa Lukman yang pernah menjabat Bupati Konawe dua periode.
“Bicara pengalaman, pak Lukman itu banyak. Mulai dari birokrasi dari tingkat bawah sampai Sekda Sultra,” jelasnya.
Sedangkan Wakil Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan DPD PDIP Sultra Agus Sanaa menganggap, pernyataan Kerry menganggap tidak menghitung Lukman Abunawas sebagai bentuk ketakutan.
“Itu bentuk ketakutan saja. Kerry hanya wilayah Kabupaten sementara pak Lukman sudah wilayah provinsi,” pungkasnya.
Penulis : Pandi