BacakanKendari, Inilahsultra.com – Mani Erpauru, orang tua dari salah satu korban bentrokan, meminta kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk bertanggung jawab terkait insiden yang menimpa anaknya.
Saat ini anaknya, Adi Maliano (24) masih terbaring lemas dan harus dirawat inap di Puskesmas Poasia akibat pukulan yang dilakukan oleh Satpol PP.
Kepada Inilahsultra.com, ayah korban Mani Erpauru meminta kepada Kasat Pol PP Sultra untuk datang ke rumah sakit mempertanggungjawabkan perbuatannya karena anaknya tak berdaya saat dipukuli Pol PP.
“Anak saya dipukul dan tidak berdaya berdasarkan video yang ada,” ucap ayah korban saat ditemui di Puskesmas Poasia, Rabu 6 Maret 2019 sore tadi.
Menurutnya, di video itu jelas anaknya dipukul oleh salah satu Pol PP saat anaknya terjatuh dan duduk.
“Artinya anak saya dengan posisi duduk tapi masih dipukul juga. Makanya saya keberatan, orang sudah tidak berdaya kok masih dipukul,” kesalnya.
Untuk diketahui, Adi Maliano menjadi korban pemukulan saat
aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Sultra terkait penolakkan hadirnya tambang di Pulau Wawonii, Konawe Kepulauan (Konkep).
Beberapa massa aksi dilarikan di rumah sakit terdekat, karena mengalami sesak napas dan pukulan serta kebringasan oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Kepolisian.
Bukan hanya mahasiswa, ibu-ibu warga Wawonii yang mengikuti aksi tersebut juga menjadi korban, mereka kena gas air mata dan water cannon.
Berikut daftar korban bentrokan di Pemprov Sultra.
1. Adi Maliano (luka kening, perut dan bahu kanan)
2. Rizal (luka tembak gas air mata)
3. Mustamin (luka memar di tangan dan pinggang)
Selain itu hilang motor di lokasi aksi.
4. Wilman (sempat ditahan di Kantor Gubernur Sultra)
5. Suarno (luka sekujur muka)
6. Yatno (terpapar gas air mata)
7. Rahmat Taslim (memar di pinggang)
8. Dua ibu-ibu pingsan
Dari pihak kepolisian ada tiga orang korban luka dan dilarikan ke Klinik Polda Sultra.
Penulis : Onno
