Pasarwajo, Inilahsultra.com – Kabupaten Buton satu-satunya daerah yang menjadi pusat penurunan stunting di antara 17 kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Upaya itu dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buton dengan menyelenggarakan kampanye gerakan massa dalam penanggulangan stunting di Pelataran Gedung B Kompleks Perkantoran Bupati Buton di Takawa, Kamis 5 Desember 2019.
Wakil Bupati Buton Iis Elianti menjelaskan, kampanye gerakan massa ini sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Buton.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada hari pertama kehidupan atau hakikat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
Iis menjelaskan, kondisi ini memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasa. Bahkan diperkirakan berkontribusi pada berkurangnya 2-3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya.
Kata dia, riset kesehatan dasar atau Kementerian Kesehatan pada tahun 2018 menemukan 30,8 persen mengalami stunting. Walaupun prevalensi menurun dari angka 37,2 persen pada tahun 2013 lalu.
Meski begitu, angka stunting di Kabupaten Buton tetap tinggi dan Provinsi Sultra masih tercatat sebagai dua provinsi dengan prevalensi di atas 40 persen selama 10 tahun terakhir. Ini menunjukkan tidak adan perubahan yang signifikan sehingga perlu ditangani segera.
Hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukkan 30,8 persen atau sekitar 7 juta balita menderita stunting. Disamping itu masalah kesehatan masyarakat lainnya adalah anemia pada ibu hamil mencapai 48,9 persen, berat bayi lahir rendah atau BBL 6,2 persen, balita kurus atau wasting 10,2 persen dan anemia pada balita pada tahun 2018.
Kata dia, berdasarkan survei pemantauan gizi balita tahun 2017 angka prevalensi stunting di Kabupaten Buton mencapai 38,3 persen dan pada tahun 2018 angka prevalensi stunting mencapai 33,7 persen. Hal itu berdasarkan data pengukuran status gizi balita di 10 desa lokus stunting pada Februari 2018.
“Melalui kesempatan ini saya menegaskan agar kita semua serius melakukan intervensi dalam upaya percepatan penurunan stunting di daerah kita,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Iis menjelaskan, dalam penanganan stunting di Kabupaten Buton, Dinas Kesehatan sebagai instansi yang sangat berperan dalam pencegahan masalah tersebut.
Melalui intervensi gizi spesifik, Dinas Kesehatan harus bisa memainkan peran dengan optimal. Misalnya, melakukan pemeriksaan ibu hamil untuk mendapatkan tablet Fe, pemenuhan gizi persalinan di fasilitas kesehatan, imunisasi, pemberian obat cacing pada balita dan lain-lain
“Selain itu pencegahan stunting melalui intervensi gizi sensitif yang banyak diperankan oleh instansi diluar kesehatan harus bisa bersinergi positif satu dengan lainnya. Dalam pencegahan stunting intervensi sensitif seperti akses air minum yang aman, akses sanitasi yang layak, akses pelayanan KB, akses JKN dan lain-lain,” ujarnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Djufri menjelaskan, stunting merupakan salah satu masalah yang paling diutamakan dalam kesehatan secara nasional. Meskipun sebenarnya masalah kesehatan sangat banyak.
Kata dia, kampanye tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting serta diharapkan dapat meningkatkan keterampilan kader dalam pemberian makanan tambahan.
Reporter: Wa Ode Yeni Wahdania