Kendari, Inilahsultra.com – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra Sudarmanto Saeka menyebut, adanya vaksin corona bukan berarti membuat masyarakat jadi jumawa.
Menurutnya, masyarakat harus terus menerapkan dan perketat protokol kesehatan di tengah pandemi yang belum terkendali ini.
“Jangan karena adanya isu vaksin, kita jadi jumawa. Kasus covid makin tinggi, tentu kita dituntut agar tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Sudarmanto, Senin 7 Desember 2020.
Sebelumnya, sebanyak 1,2 juta vaksin virus corona (Covid-19) buatan Sinovac tiba di Indonesia. Vaksin corona tersebut dibawa menggunakan Pesawat Garuda Indonesia jenis Boeing 777-300ER dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu 6 Desember 2020 sekitar pukul 21.20 WIB.
Sudarmanto menyebut, hadirnya vaksin ini tentu menjadi harapan. Hanya saja, kata dia, masyarakat tetap mewaspadai peredaran kasus covid.
Ia juga meminta agar rencana pemerintah membuka sekolah pada awal Januari 2020 juga patut mempertimbangkan tingginya kasus corona.
Khusus di Sultra, kata politikus NasDem ini, terjadi peningkatan kasus meninggal. Khawatirnya, kasus akan tinggi seiring dibukanya aktivitas sekolah.
“Kalau misalnya tetap dipaksa agar masuk sekolah, maka pemerintah daerah melakukan antisipasi sejak dini,” katanya.
Salah satu langkah yang digunakan adalah membuat sistem pembelajaran langsung dengan beberapa sif. Jika jumlah siswa sebanyak 40 orang dalam satu ruangan, maka bisa dibagi dua sif.
“Jam 07.00 pagi sampai jam 12.00 sebanyak 20 orang. Sif kedua 20 orang lagi,” bebernya.
Selain itu, sekolah juga menyiapkan fasilitas penunjang pencegahan covid semisal, alat cuci tangan, masker dan penerapan jaga jarak. Hal ini untuk menjaga terjadinya klaster baru di sekolah.
“Kalau mau lebih mengantisipasi hal itu sebaiknya pemda dinas terkait menunggu dulu divaksinasi guru dan anak sekolah. Karena mereka kelompok kedua yang divaksinasi setelah tenaga kesehatan,” imbuhnya.
Anggota dewan dapil Kota Kendari ini juga menyoroti rendahnya jumlah testing swab di Sultra sementara kasus begitu meningkat setiap hari.
“Harusnya juga pemerintah melakukan evaluasi di internal soal testing ini. Tidak ada kasus jika tidak ada testing swab. Kalau rapid test itu, tingkat akurasinya rendah. Makanya, dipertanyakan, banyak anggaran setiap daerah untuk menanggulangi covid, tapi alat swab kita sedikit sekali. Harusnya, setiap daerah bisa punya alat swab,” tuturnya. (ADS)
Penulis : Pandi
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibuwajibpakaimasker
#ingatpesanibuwajibjagajarak
#ingatpesanibuwajibcucitangan
#wajibpakaimasker
#wajibjagajarak
#wajibjagajarakhindarikerumunan
#wajibcucitangan
#wajibcucitangandengansabun