Kendari, Inilahsultra.com – Perekrutan pelatih sepak takraw Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) Sulawesi Tenggara (Sultra) dinilai bermasalah.
Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Daerah Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Sultra Firman Kasim mengaku menyayangkan keputusan Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) yang langsung meminta rekomendasi dan sudah menentukan nama pelatih.
Menurut Firman, berdasarkan Petunjuk Teknis Kementerian Pemuda dan Olahraga, Dispora Sultra harusnya lebih dulu menyurat ke Pengda PSTI Sultra meminta nama-nama calon pelatih.
Terhadap surat tersebut, Pengda PSTI mengusulkan lima nama yang memiliki sertifikat pelatih untuk diseleksi oleh Dispora.
“Kita sayangkan harusnya ada rekomendasi atau surat ke Pengprov meminta nama calon pelatih. Tapi ini Dispora langsung siapkan nama dan meminta kepada kita dibuatkan rekomendasi,” kata Firman Kasim, 9 Juli 2020.
Selain itu, lanjut dia, pelatih kepala sepak takraw PPLP Sultra yang ditetapkan Dispora tidak memiliki sertifikat kepelatihan.
Padahal, berdasarkan Juknis, seseorang tidak berhak melatih jika tidak memiliki sertifikat.
“Parahnya nanti, pelatih harus lampirkan sertifikat pelatih saat pertandingan. Jika tidak, tim akan dicoret. Konsekuensinya tidak bisa bawa atlet. Jangan sampai nasibnya sama seperti atletik dan taekwondo langsung dicoret,” tuturnya.
Selain itu, Dispora Sultra juga mengangkat pelatih yang baru merangkap dua pembinaan tanpa melihat track recordnya. Sebab, pelatih tersebut turut melatih di Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO).
Sementara itu, Kadispora Sultra Azhar enggan menanggapi pernyataan Firman Kasim ini.
“Siapa yang bilang itu. Kalau mengatasnamakan pengurus PSTI kasi jelas sebagai organisasi ada kertas kop ada stempel jelas yang bertanda tangan,” katanya lewat pesan Whatsappnya.
Ia bisa memberikan jawaban bila PSTI menyampaikan protes lewat surat resminya.
Penulis : Pandi